Bridge Masuk Sekolah Pantas Ditawarkan ke Mendikbud

Olahraga392 Dilihat

Oleh : Bert Toar Polii

PROGRAM Bridge Masuk Sekolah (BMS) adalah salah satu program PB Gabsi yang termasuk sukses. Program yang di gagas oleh Eka Wahyu Kasih Ketua Bidang Pembinaan & Prestasi PB Gabsi yang diketuai Miranda S Goeltom berhasil menggaet puluhan ribu pelajar untuk menekuni olahraga bridge.

Saat itu Mendiknas yang dipimpin oleh Bambang Sudibyo tahun 2004 bisa dibuat tertarik dengan program PB Gabsi ini karena konsep program BMS yang ditawarkan oleh PB GABSI kepada kalangan dunia pendidikan adalah perpaduan antara kebutuhan massalisasi olahraga bridge dengan kebutuhan kalangan pendidikan untuk merealisasikan kurikulum berbasis kompetensi menuju peningkatan kecakapan hidup (life skills) serta kebutuhan para siswa terhadap suatu kegiatan yang merupakan integrasi antara hobby, olahraga, pergaulan dan peningkatan tingkat kecerdasan.

Selain itu substansi olahraga bridge merupakan gabungan disiplin ilmu sains, sosial dan psikologi secara integral dalam bentuk ilmu terapan sehingga sangat bermanfaat bagi terbentuknya suatu pola pikir yang terstruktur, sistematis, strategis, pragmatis, sehingga dengan pola pikir bridge tersebut diatas setiap siswa yang menghayati substansi olahraga bridge secara mendalam akan lebih mudah beradaptasi dan sukses dalam berbagai lingkungan sosial yang pluralis dan multikultularis dengan berbagai problematika kehidupan.

Oleh sebab itu substansi ataupun pola pikir bridge dapat meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup (life skills) para siswa sehingga merupakan salah satu alternatif dari kurikulum pendidikan berbasis kompetensi.

Disamping itu tujuan program BMS merupakan upaya massalisasi olahraga bridge yang terstruktur, terlembaga, ideal dan terukur serta memiliki kemudahan dalam pengawasan dan evaluasi. Melalui program BMS ini, diharapkan dapat mencapai tujuan program sebagai berikut:

1. Mempercepat peningkatan populasi pemain dan masyarakat pendukung olahraga bridge di Indonesia.

2. Mempercepat terjadinya pemerataan prestasi di seluruh daerah di Indonesia dengan meningkatkan jumlah kompetisi/turnamen.

3. Meningkatkan jumlah bibit atlit bridge potensial sehingga mempercepat proses regenerasi atlit nasional.

4. Merubah pandangan masyarakat yang mengidentikkan olahraga bridge sebagai permainan yang berbau judi.

5. Turut mencerdaskan anak bangsa melalui peningkatan serta integrasi antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) serta kecerdasan lainnya serta tertanamnya suatu pola pikir yang terstruktur, sistematis, strategis, dan pragmatis

6. Turut menunjang kurikulum pendidikan berbasis kompetensi yang mengarah kepada kecakapan hidup (life skills).

7. Memberikan aktivitas/kegiatan siswa yang merupakan integrasi antara hobby, olahraga, dan pergaulan.

8. Sebagai salah satu sarana dan prasarana untuk menurunkan frekuensi tawuran, pemakaian narkoba, dan tindak kriminal.

9. Memudahkan pengawasan dan monitoring kegiatan siswa oleh guru maupun orangtua.

10. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk berperan serta secara aktif untuk mengharumkan harkat dan martabat bangsa melalui cabang olahraga bridge.

Ketertarikan Bambang Sudibyo menjadikan bridge menjadi olahraga unggulan Depdiknas sehingga dimasukan Popnas & O2SN.

Sayang sekali ketika Mendikbud dijabat Muhammad Nuh pada tahun 2009, bridge dihilangkan dari Popnas dan O2SN hanya karena ada surat yang masuk ke Depdikbud, bridge identic dengan judi karena alat yang digunakan adalah kartu remi.

Setelah dikeluarkan, walaupun sudah berusaha, sampai saat ini PB Gabsi belum berhasil untuk mengembalikan bridge dipertandingkan di kedua event diatas.

Pengaruhnya dalam pemasalan dan prestasi sangat besar jika bridge dipertandingkan di Popnas & O2SN memang sangat berarti karena otomatis pembinaan bridge di daerah akan berjalan dengan baik karena ada dukungan dari Dinas Pendidikan terhadap sekolah yang mengembangkan olahraga bridge.

Keputusan Mendiknas Nadiem Makarim untuk melarang kegiatan olahraga di sekolah saat ini mungkin bisa dijadikan peluang untuk menggalakan kembali Bridge Masuk Sekolah atau BMS versi online dimana para pelajar yang ingin bermain tidak perlu berkumpul, cukup dari HP, Tablet atau Komputer masing-masing.(*)

Komentar