OLEH: BILLY LINTJEWAS
SULUTBICARA.com – Menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Minahasa Selatan (Minsel), Golkar dan PDIP makin percaya diri. Tanpa koalisi partai lain, Golkar dan PDIP mengusung jagoanya sendiri.
Di kubu Golkar adik Bupati Minsel, Michaela Elsiana Paruntu (MEP) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Remaja Sinode GMIM dipasangkan dengan mantan Wakil Bupati Minsel periode 2005-2010, Ventje Tuela (VT). Sedangkan PDIP menduetkan Wakil Bupati Minsel yang juga Sekretaris DPD PDIP Sulut, Franky Donny Wongkar (FDW) berpasangan dengan Wakil Ketua Sinode GMIM, Pdt Petra Yanni Rembang (PYR) untuk bertarung dalam Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Sama-sama memiliki 10 kursi di DPRD Minsel, akhirnya Golkar dan PDIP maju tanpa berkoalisi dengan partai mana pun, dikarenakan kepemilikan kursi di DPRD telah mencukupi persyaratan untuk mengusung calon. Bahkan, penunjukan MEP-VT dan FDW-PYR pun berjalan mulus tanpa hambatan.
Muncul pertanyaan dalam benak kita, apakah sikap Golkar dan PDIP tidak over confident? Lalu, bagaimana strategi politik Golkar dan PDIP untuk memenangkan perang pengaruh politik di Minahasa Selatan?
Menariknya, andaikan Golkar dan PDIP sungguh-sungguh ingin menguasai daerah yang memiliki moto “Cita Waya Esa” ini dengan kultur masyarakat yang cenderung lebih menjujung nilai-nilai kebangsaan dari pada nilai agama saat Pilkada, apakah tepat keputusan Golkar dan PDIP memasangkan jagoannya yang berlatarbelakang tokoh agama? Mengapa tidak memasangkan dengan kandidat yang memiliki lumbung suara di Dapil IV, pengusaha, birokrat atau politikus?
Oleh karena itu, pertanyaan kritisnya apakah Golkar dan PDIP tidak mengejar kemenangan dalam Pilkada Minsel? Atau malah sedang membidik posisi lain, yang dianggap lebih strategis dan menguntungkan bagi Golkar dan PDIP di Pilkada serentak?
Selain Golkar dan PDIP yang telah mengusung calon dari internal, ada juga calon lain yang bertarung menggunakan jalur independen, mereka adalah Royke Sondakh dan Andry Harits Umboh. Melihat basis suara ROSO-HARUM yang terbagi di Amurang dan Dapil IV tentu menjadi modal yang bagus bagi kedua pasangan tersebut. Terlebih keduanya jauh dari tekanan partai politik.
Dan, terbaru muncul kabar dari beberapa partai yang memiliki kursi di DPRD Minsel bakal membuat poros tengah guna mengimbangi Golkar dan PDIP. Disinyalir Partai Nasdem, Demokrat dan Perindo bakal mengusung calon mereka sendiri. Nama Felly Estelita Runtuwene (FER) dan Royke Widya Kaloh (RWK) digadang-gadang bakal diduetkan oleh partai-partai yang memiliki 9 kursi di DPRD Minsel ini. Bahkan elit-elit dari ketiga partai tersebut telah melakukan pertemuan guna membahas strategi di Pilkada Minsel.
Menarik menyimak langkah politik Golkar dan PDIP dalam gelaran Pilkada Minsel kali ini, apakah memasangkan MEP-VT (Golkar) dan FDW-PYR (PDIP) sebagai langkah cerdas kedua partai tersebut, atau justru blunder? Lalu, seberapa besar peluang pasangan independen ROSO-HARUM untuk menang? Atau justru poros tengah yang membuat kejutan dalam konstalasi Pilkada Minsel? Layak kita tunggu gebrakan politik calon dari Golkar, PDIP, Independen dan Poros Tengah dalam Pilkada Serentak di Minsel.(red/*)
Komentar