Mengharukan! Perjuangan Rama Karisi Meraih Gelar Sarjana di Polimdo Bikin Hati Teriris-iris

Headline, Sumikolah471 Dilihat

MANADO, SULUTBICARA.com – Pendidikan memang sangat penting untuk menunjang kehidupan di masa yang akan datang. Dengan pendidikan pula, seseorang bisa merubah nasibnya menjadi lebih baik. Namun sayang, mahalnya biaya pendidikan di negeri kaya raya ini seolah memupuskan harapan bagi mereka yang tak mampu. Yang miris, anak-anak para kaum bawah tersebut, merupakan sosok potensial yang dapat merubah nasib bangsa ini jika diberikan kesempatan.

Hal itu pula yang harus dirasakan oleh Rama Karisi. Hidup berkalang kemiskinan, tak menyurutkan langkahnya untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Buah hati dari Julian Karisi dan Ertjie Awaeh tersebut, akhirnya sukses menjadi sarjana, mengalahkan mereka yang lebih mampu dari sisi ekonomi. Seperti apa kisah harunya? simak ulasan berikut.

Rama Karisi bukanlah datang dari keluarga yang berkecukupan. Hidupnya bisa dibilang penuh perjuangan dan deraian air mata. Rama yang berasal dari Desa Tetey kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ini, harus melalui usaha yang terjal dan berliku demi membiayai kebutuhan pendidikannya.

Kebahagiaan sang ibunda yang menyasikkan langsung keberhasilan Rama Karisi.

Dirinya bersama kedua orangtua dan kakaknha hidup memprihatinkan dengan tinggal di rumah kecil dengan dindin bambu dan beralaskan tanah. Himpitan ekonomilah yang membuat ia harus berjuang seorang diri demi pendidikannya.

Dengan segala keterbatasannya, tak menyurutkan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Manado berhasil meraih gelar Ahli Madya Teknik Komputer.

Di hadapan penguji Julianus Daud ST MT, Nathaniel Bijang ST MT dan Sony Kasenda ST MT serta Dosen pembimbing Tjerie Pangemanan ST MPd, Rama berhasil lulus dengan nilai A.

“Saya berusaha dengan keras agar mendapatkan beasiswa dan Puji Tuhan selama saya kuliah di Politeknik Negeri Manado orang tua saya tidak pernah mengeluarkan biaya untuk pembayaran UKT/SPP,” ujar pria kelahiran 4 Maret 1999 ini, Selasa (22/09/2020).

Dia juga merasa bersyukur atas beasiswa yang diberikan Pemerintah lewat Pimpinan Politeknik Negeri Manado. Karena, semenjak saat itu dirinya bertekad menyelesaikan pendidikan.

Tim penguji dan dosen pembimbing foto bersama Rama Karisi.

“Kadang saya berpikir hal tersebut tidaklah mungkin dikarenakan keterbatasan ekonomi, dan saya juga harus membantu orangtua dalam kehidupan sehari-hari, tetapi lewat doa dan support dari orangtua dan dosen-dosen Jurusan Teknik Elektro, saya lebih bersemangat,” terangnya.

“Prinsip hidup saya ditengah keterbatasan ekonomi adalah jangan pernah malu dengan kondisimu, percalah semua akan indah jika menyertakan Yesus di dalamnya,” tambah Rama dengan derai air mata.

Di tempat lain, Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Manado Fanny Doringin ST MT mengingatkan kepada mahasiswa bahwa untuk bisa mewujudkan suatu keinginan, diperlukan pengorbanan besar yang disertai kesungguhan dan semangat pantang menyerah.

(sbc)

Komentar