Desa Wisata Budo Saksi Perubahan Kurikulum Merdeka Belajar Jurusan Pariwisata Polimdo

Uncategorized592 Dilihat

WORI, SULUTBICARA.com – Masih dalam suasana Merdeka, Kembali lagi Jurusan Pariwisata Pariwisata Politeknik Negeri Manado (Polimdo) menggelar pembahasan terbuka revisi minor kurikulum Kebijakan Merdeka Belajar di Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (20/08/2021).

Setelah melalui tahapan yang cukup panjang sejak April 2021, para Koordinator Program Studi (Prodi) di Jurusan Pariwisata melakukan workshop untuk menyamakan persepsi merubah kurikulum 2018, menuju kurikulum Merdeka Belajar.

Dalam kurikulum Merdeka Belajar, mahasiswa dibebaskan minimal 2 sampai 3 semester menempuh pendidikan diluar Prodi, disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Pada Pertemuan kali yang dilaksanakan di Desa Wisata Budo lebih mempertajam hasil beberapa kali workshop sebelumnya di tingkat Prodi masing-masing.

Ketua Jurusan Pariwisata Polimdo, DR Bernadain Polii menyambut baik pelaksanaan pembahasan kurikulum di Desa Budo. Menurutnya, pembahasan tersenut memberikan sign khusus, bahwa kurikulum pariwisata terbuka untuk dinikmati masyarakat luas.

Memang dalam kurikulum 2018 dari prodi D3 perhotelan, D3 UPW dan Sarjana Terapan Manajemen Perhotelan, sebenarnya sudah lebih membebaskan mahasiswa untuk menikmati proses pendidikan di luar program studi, yaitu magang /training di industry pariwisata dan hospitality,” terang Kajur Polii.

Dilain pihak, Ketua Asosiasi GM Hotel se-Sulut, I Putu Anom Dharmaya memuji model kurikulum Prodi di Jurusan Pariwisata Polimdo, sebelumnya lelaki asal Bali ini mengharapkan mahasiswa itu sebaiknya 9 bulan di hotel.

“Namun, dari akademik jurusan Pariwisata Polimdo mampu memberikan lebih, yaitu 12 bulan di hotel, itu hal yang luar biasa,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Polimdo Dra Maryke Alelo MBA turut memberi masukan terhadap pembahasan kurikulum 4 Prodi Merdeka Belajar di Jurusan Pariwisata.

Pada prodi D3 Perhotelan dan D3 UPW, Direktur Alelo menyampaikan Koordinator Prodi harus lebih fleksibel. Menurutnya, dua prodi ini harus mampu memindahkan proses pembelajaran yang biasa dilakukan prodi  ke industri hospitality, dan peran dosen nantinya lebih pada memonitor jalannya proses pembelajaran.

“Selanjutnya untuk prodi D3 Ekowisata Bawah Laut untuk tetap pada komitmen ekowisata, dimana di dalamnya terdapat beberapa unsur untuk tidak boleh dilupakan yaitu ekologi, ekonomi dan tourism yang dalam proses revisi kurikulum harus diberikan porsi yang berimbang,” paparnya.

Sedangkan untuk Sarjana Terapan Manajemen Perhotelan, Direktur meminta koordinator Prodi menjalankan kurikuum lebih pada kurikulum kebijakan Merdeka Belajar yang bertanggung jawab, di mana roh Prodi ini berupa capaian level pembelajaran dan profil lulusan tetap dipertahanaan yaitu mampu menduduki level manajerial tertentu di industry perhotelan.

“Sehingga tiga semester dimana mahasiswa bebas memilih kemana mereka ini belajar tidak lepas begitu saja, namun diatur oleh Prodi, yaitu 2 semester harus ke Industry Hotel sedangkan 1 semester diperkenankan mahasiwa bebas memilih,” ujarnya.

“Kali ini kebebasan memilihnya diperkenankan memilih diantara 3 dari 8 bidang yang sampaikan dalam kebijakan merdeka belajar, tiga bidang tersebut, 1 ke Industri untuk Magang Lanjut, 2 Bina Desa dan atau, 3 Proyek Wirausaha/ Bisnis,” papar Alelo.

 Direktur juga mengingatkan bahwa pada tahapan magang dalam setiap semester yang berjalan harus diberi penamaan, kemudian level tingkatan dalam konteks magang harus merinci hard skill dan soft skill apa saja yang di tempuh, sehingga kelihatan terdapat perbedaan kenaikan pengetahuan dan skill mahasiswa pada tiap semester.

“Pada semester tujuh yang dibebaskan pada mahasiswa, itu sudah menjadi bagian juga dari penulisan tugas akhir dari mahasiswa, sehingga seminar proposal mahasiwa bisa presentasikan pada semester tersebut, akhir di semester delapan sudah masuk pada ujian tugas akhir,” tambahnya.

Dipertemuan tersebut, seluruh yang hadir berkomitmen untuk tahun depan 2022, lokasi wisata Budo secara representative alternative akan dijadikan tempat pelaksanaan ujian tugas akhir mahasiswa Jurusan Pariwisata mengingat Budo merupakan desa binaan Polimdo dan bagian Lab-nya Jurusan Pariwisata.

Rencana ini pun disambut baik oleh Hukumtua Desa Budo Lisbet Lintogareng dan Ketua BumDes Budo Hani Singa. Menutup rangkaian kegiatan perangkat desa dan masyarakat Budo menyajikan berbagai kuliner local berbahan dasar laut, serta buah-buahan asli dari desa.

(bil/*)

Komentar