Tunjang Pariwisata, Polimdo Perkuat Pramuwisata Desa Budo dengan Bahasa Inggris

Legislatif, Sumikolah523 Dilihat

MANADO, SULUTBICARA.com – Politeknik Negeri Manado (Polimdo) terus berupaya mengembangkan sektor wisata baik dari segi fasilitas wisata maupun sumber daya manusia (SDM).

Selain mempromosikan objek wisata desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara kepada masyaraka, tentunya penunjang kepariwisataan juga harus diperhatikan, seperti halnya dengan Pemandu Wisata (Pramuwisata).

Suasana pelatihan bahasa inggris di desa Budo.

Sebagai upaya dalam memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung di desa Budo, Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Polimdo memberikan skill kemampuan bahasa inggris kepada pemandu wisata Mangrove.

“Desa Budo adalah sebuah desa yang dikenal dengan wisata mangrove dengan masyarakat yang kooperatif serta partisipatif. Selain itu, pemerintah desa dan warga bergotong royong mengoptimalkan perasional destinasi wisata yang berada di tepi laut ini,” ujar Ketua Tim PKM Drs Agustinus Lumettu MAP didampingi Treesje Runtuwene SE MAP dan Selvie Nangoy SE MSi sebagai anggota, Sabtu (25/09/2021).

Menurut mereka, selain wisata mangrove, desa Budo dapat menjadi gerbang alternatif menuju Taman Laut Bunaken yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 30 menit, dibandingkan dengan perjalanan dari Manado ke Bunaken yang membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.

“Untuk menunjang operasional dan pengembangan wisata di desa ini diperlukan berbagai pelatihan ketampilan termasuk ketrampilan bahasa inggris agar masyarakat dapat berperan aktif dalam melayani wisatawan asing yang berkunjung ke desa ini baik sebagai pemandu maupun sebagai pengelolah dan pelayan home stay yang lagi giat dikembangkan di desa ini,” jelas Tim PKM yang dikenal solid ini.

Dijelaskan, bahwa program PKM Polimdo membuat pemerintah tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar desa. Dengan demikian, terjadilah pengurangan pengangguran di desa, karena para pemuda dan masyarakat lainnya dapat menangkap peluang kerja yang disediakan desa wisata.

“Kegiatan ini rencananya dilaksanakan sejak bulan Juli 2021 secara luring, namun karena berbagai pembatasan yang diberlakukan sehubungan dengan adanya pandemic Covid-19, maka kegiatan ini baru disetujui oleh pemerintah desa untuk dilakukan pada bulan September 2021,” ungkap mereka.

Walaupun demikian, antusiasme para pemuda desa Budo dalam mempelajari bahasa Inggris sangat tinggi, untuk mereka juga melakukan pelatihan secara online agar dapat memberikan waktu yang cukup bagi peserta kegiatan dalam membahas berbagai soal dan praktek percakapan yang berhubungan dengan bahasa Inggris.

“Kami berharap program ini dapat berlanjut untuk periode yang akan datang, sehingga tetap membantu dan mendampingi para pemuda desa Budo meraih kesuksesan mereka, guna mencapai desa wisata yang mandiri dengan sertifikasi desa wisata berkelanjutan sejalan dengan program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif saat ini,” tambah mereka.

(sbc/*)

Komentar