MANADO – Pimpinan Unsrat diduga telah memperkaya diri dengan memanfaatkan jabatan lewat kebijakan remunerasi.
Isu miring terkait pimpinan Unsrat ini mencuat dan ramai diperbincangkan setelah para dosen menerima remunerasi pada 25 Juli 2023 lalu.
Cara jahat Pimpinan Unsrat memperkaya diri lewat jabatannya adalah dengan cara menaikkan pendapatan untuk dirinya sendiri.
Info yang diterima media ini, setiap semester pimpinan Unsrat menerima pembayaran remunerasi mencapai puluhan juta hingga ratusan juta. Namun, sejumlah dosen mengaku hanya mendapatkan ratusan ribu setiap semester bahkan ada dosen yang tidak menerima sama sekali.
Atas temuan-temuan tersebut, para dosen pun berencana membawa kasus tersebut kepada Dewan Pengawas BLU Unsrat, BPK dan DPRD Sulut.
“Ada juga honor ilegal, seperti para Wakil Rektor yang telah berakhir masa jabatan, namun masih menerima remunerasi jabatan. Ini harus dikoreksi. Kita mohon kepada Rektor dikoreksi, kita minta Rektor transparan. Tentu kalau tidak kami akan serahkan ke penegak hukum ya, termasuk ke KPK,” tegas sejumlah dosen yang meminta nama mereka tidak diberitakan, Kamis (27/07/2023).
Padahal menurut mereka remunerasi memiliki tujuan untuk memenuhi rasa keadilan dan meningkatkan kinerja layanan.
“Serta meningkatkan kesejahteraan pegawai dan menciptakan tata kelola yang baik. Namun, pada kenyataannya selama dua kali penerapan remunerasi justru lebih memperkaya bagi mereka yang memiliki jabatan,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak Rektorat Unsrat melalui juru bicara Rektor, Max Rembang enggan memberikan keterangan memberikan keterangan yang jelas.
“Mohon maaf, saya belum bisa jawab malam ini. Saya akan tanya WR2 sesuai dengan bidangnya, lagian saya sementara di acara di Kota Surakarta/Solo,” terangnya.
Diketahui, Rektor Unsrat Berty Sompie pada tanggal 16 Mei 2023 telah mengesahkan peraturan penerapan remunerasi melalui Peraturan Rektor Unsrat Nomor 1 Tahun 2023 tentang Perubahahan Kedua Atas Peraturan Rektor Universitas Sam Ratulangi Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Remunerasi Universitas Sam Ratulangi.
(bil)
Komentar