Presdir Freeport Tony Wenas Bahas Hilirisasi Tambang di Unsrat

Sumikolah848 Dilihat

MANADO – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menekankan Indonesia sudah dipandang sebagai pemain utama pertambangan dunia.

Hal ini disampaikannya saat Kuliah Umum di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) yang bertajuk Copper Connecting You (CU) “Membangun Generasi Emas Indonesia” yang berlangsung di Auditorium Unsrat, Senin (24/02/2025).

“Berbagai ahli analis memprediksi tembaga akan menjadi mineral masa depan karena saat ini 65% tembaga di dunia digunakan untuk penghantar listrik. Semakin negara berlomba untuk membangun renewable power plant, semakin banyak tembaga yang dibutuhkan. Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, semakin banyak tembaga yang dibutuhkan,” kata Tony dihadapan ratusan mahasiswa Unsrat.

Rektor Unsrat, Prof Dr Ir Oktavian B.A Sompie MEng IPU ASEAN Eng yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Ir Arthur Pinaria MP PhD berharap para akademisi dapat lebih memahami peran dan kontribusi PTFI dalam menyukseskan program prioritas Presiden dalam bidang ketahanan energi menuju Indonesia Emas tahun 2045.

“Kami yakin kontribusi pertambangan di bidang ekonomi akan sangat menentukan di dalam tercapainya Indonesia Emas di 2045,” katanya.

Dia juga menyampaikan menyampaikan harapan mahasiswa dan dosen kepada PTFI untuk bekerja sama dalam mendukung program pendidikan di Unsrat. Menanggapi hal itu, Tony dalam kuliah umum menyampaikan komitmen PTFI untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa Unsrat berprestasi.

Kontribusi Ekonomi

Dalam Kuliah Tamu ini, Tony juga menjelaskan tentang praktik pertambangan berkelanjutan yang dijalankan perusahaan. PTFI menambang dan memproses bijih menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak. Hingga 2024, PTFI telah berinvestasi sebesar 22,3 miliar dolar AS, termasuk untuk pengembangan Tambang Bawah Tanah.

“Kontribusi PT Freeport Indonesia kepada negara dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan lainnya dari 1992-2023 sebesar sekitar 29,3 miliar dolar AS dengan Investasi Sosial yang mencapai 122 juta dolar AS pada tahun 2023 melalui program pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, budaya dan olahraga.” katanya.

Tony juga menjelaskan praktik pertambangan berkelanjutan yang berjalan beriringan dengan pelaksanaan program pembangunan masyarakat sekitar area operasi perusahaan, yaitu Suku Amungme, Suku Kamoro, dan lima suku kerabat, serta masyarakat Papua lainnya.

PTFI juga berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari setiap kegiatan operasional, di antaranya program reklamasi, pemanfaatan tailings atau pasir sisa tambang, hingga program penurunan emisi karbon yang ditargetkan mencapai lebih dari 30% pada 2030.

(bil/*)

Komentar