PLN Dorong Integrasi Energi Hijau Lintas Asia Tenggara Melalui Akselerasi ASEAN Power Grid

Daerah459 Dilihat

PT PLN (Persero) kembali menegaskan komitmennya dalam memimpin upaya regional untuk menciptakan sistem kelistrikan yang terintegrasi dan berkelanjutan di Asia Tenggara.

Komitmen ini diwujudkan melalui dorongan aktif terhadap pembangunan ASEAN Power Grid (APG), sebuah inisiatif penting yang bertujuan memperkuat ketahanan energi kawasan sekaligus mempercepat pencapaian target net zero emissions.

Hal ini menjadi fokus utama dalam agenda The 41st Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) Council Meeting yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (3/10/2025).

APG dipandang sebagai solusi krusial untuk mengatasi tantangan energi di Asia Tenggara. Executive Director ASEAN Centre for Energy (ACE), Ir. Ts. Abdul Razid Dawood, menyoroti peran strategis APG sebagai tonggak integrasi energi.

“ASEAN Power Grid ini akan meningkatkan ketahanan energi bagi semua negara anggota ASEAN. Tentu saja kita juga harus mengatasi persoalan keterjangkauan sekaligus memastikan keberlanjutan energi dalam rangka mencapai target penurunan emisi karbon,” ujar Dawood.

APG diharapkan dapat menjamin aksesibilitas, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi bersih di masa depan, menjadikannya kunci untuk transisi energi yang sukses di kawasan ini.

Pertemuan HAPUA kali ini memiliki signifikansi besar karena hasilnya akan menjadi fondasi penting bagi perumusan strategi energi regional. Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wanhar, menjelaskan bahwa output dari pertemuan ini akan menjadi dasar bagi ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Phase III 2026–2030, khususnya terkait program APG.

“Fase baru ini menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, peningkatan ketahanan energi, serta mendorong transformasi energi yang adil dan inklusif,” kata Wanhar.

Wanhar juga menambahkan bahwa momentum dukungan terhadap APG semakin kuat, ditandai dengan rencana penandatanganan dan pengesahan The Enhanced Memorandum of Understanding of ASEAN Power Grid oleh para Menteri Energi ASEAN pada 43rd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) mendatang.

Di tengah inisiatif regional ini, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, memaparkan bahwa Indonesia sedang menjalani transformasi besar untuk mewujudkan swasembada energi yang berkelanjutan. Transformasi ini menghadapi dualisme tantangan: menyediakan energi yang terjangkau dan andal, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Dengan menyediakan energi yang terjangkau ini, kita akan mengundang lebih banyak investasi, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menghapus kelaparan, memberantas kemiskinan, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat,” jelas Darmawan.

PLN memiliki rencana ambisius untuk menambah kapasitas pembangkit baru sebesar 69,5 gigawatt (GW) hingga tahun 2034, di mana 76 persen di antaranya bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Namun, Darmawan mengakui adanya tantangan besar, yaitu ketidaksesuaian antara lokasi potensi sumber daya EBT yang melimpah dengan lokasi pusat permintaan listrik.

Inilah mengapa jaringan listrik interkoneksi ASEAN menjadi solusi vital. Menurut Darmawan, jaringan ini memungkinkan Indonesia untuk berbagi energi, menyeimbangkan sistem, dan memperkuat ketahanan energi di seluruh kawasan.

Dalam penutupannya, Darmawan Prasodjo menegaskan kembali bahwa realisasi APG tidak mungkin diwujudkan oleh satu negara saja. PLN memastikan kesediaan Indonesia untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya.

“Kita tidak akan mampu menanggungnya sendirian. Satu-satunya jalan ke depan adalah kolaborasi. Kolaborasi strategi, kolaborasi inovasi teknologi, kolaborasi investasi, kolaborasi domestik, regional, dan internasional,” tutupnya, menyerukan sinergi di antara semua pemangku kepentingan ASEAN.

(sbc)

Komentar