MANADO – Sejumlah civitas menuntut adanya transparansi dan keadilan remunerasi bagi para dosen. Menurut mereka remunerasi yang didapat tidak sesuai keinginan dan dianggap tidak adil.
“Persoalannya adalah ketika diproporsikan, justru untuk pegawai yang dekat dengan pimpinan,” tukas sejumlah dosen yang meminta nama mereka tidak diberitakan,” Sabtu (22/12/2023).
Sementara dosen lainnya, mengaku harus ada kejelasan mengenai remunerasi. Dirinya menganggap keputusan pimpinan Unsrat tidak adil dan terkesan tidak berpihak pada tenaga pendidik yang melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan cakap serta kreatif untuk membangun bangsa ini.
“Tuntutan kami hanya lebih keadilan saja, karena Unsrat tanpa dosen apa jadinya. Jadi di Unsrat yang tercinta ini, kami dosen dan pegawai lainnya dibuat seperti sapi perah,” ucapnya.
Diungkap mereka, setiap penerimaan remunerasi para pimpinan Unsrat mendapat bayaran mencapai puluhan hingga ratusan juta.
“Selain doyan keluar negeri bersama keluarga, ternyata pimpinan Unsrat memanfaatkan remunerasi untuk mendapatkan uang banyak. Dan kami hanya menerima ratusan ribu, bahkan ada beberapa dosen yang gigit jari, karena sama sekali tidak menerima remunerasi,” kesal mereka.
Sementara itu, Rektor Unsrat Prof Dr Ir Berty Sompie maupun WR II Prof Dr Ronny Maramis SH MH tidak membalas terkait konfirmasi media ini tentang penerimaan remunerasi yang dikelola pihaknya.
Bahkan, WR II yang merupakan suami dari Dekan Fakultas Hukum Unsrat tersebut malah memblokir nomor telepon wartawan media ini.
(bil)
Komentar