MANADO – Plt Wakil Rektor II Unima, Dr Joseph Philip Kambey diminta diperiksa dalam dugaan kasus korupsi mega proyek pembangunan Pusat Pembinaan Mentalitas Pancasila Unima senilai Rp. 82 Miliar. Kambey yang juga menjabat Dekan Fakultas Ekonomi Unima tersebut dinilai perlu diperiksa karena mengetahui banyak proyek tersebut.
Sementara itu, Guru Besar Unima, Prof Dr Noldy Pelenkahu MPd meminta Kapolda Sulut memeriksa sejumlah pejabat di Unima.
“Tolong Pak Kapolda untuk dilidik Plt Wakil Rektor II, Warek II yang lama, KPA, Karo Perencanaan, Karo Umum dan Keuangan, SPI dan PPK. Ini langkah strategis agar dapat mengungkapkan pembangunan proyek mangkrak tersebut,” ujarnya belum lama ini.
Dilain pihak, ratusan massa yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Anti Korupsi (MPAK) Sulawesi Utara menggelar demonstrasi besar-besaran di Polda Sulut guna mempertanyakan dugaan kasus korupsi tersebut.
“Kami mendesak Kapolda Sulut untuk segera bertindak. Jangan biarkan proyek ini menjadi ajang penyalahgunaan wewenang yang merugikan negara dan masyarakat,” tegas Ketua LSM KIBAR Sulut Jaino Maliki.
Plt Rektor Unima, Dr Chatarina Muliana Girsang pernah dihubungi perihal kasus tersebut, namun Irjen Kemendiktisaintek itu enggan membalas pertanyaan media ini.
Sebelumnya juga, dalam rapat senat Plt Rektor Unima, Chatarina Muliana Girsang membenarkan bahwa pembangunan Pusat Pembinaan Mentalitas Pancasila Unima telah mangkrak.
Seperti diketahui, gedung Pancasila merupakan kumpulan gedung-gedung ibadah sebagai simbol toleransi yang ada di provinsi Sulawesi Utara khusus di daerah Minahasa.
Dan terdapat 5 gedung indah yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Sayangnya, karena kehabisan anggaran yang diduga adanya praktek korupsi, maka dua gedung Hindu dan Buddha tidak selesai.
Akibatnya, masyarakat menilai bawasanya Unima sengaja tidak menjadikan gedung kedua agama tersebut sebagai pembangunan karena masalah minoritas.
(bil)
Komentar