SULUTBICARA.COM – Pembina remaja GMIM, Billy Lintjewas menduga adanya kepentingan tertentu di balik kegiatan Training Of Trainer (TOT) yang di gelar di Sunbreeze Hotel Senayan Jakarta.
Ia menilai langkah Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM tersebut tidak wajar dan berpotensi menimbulkan kegaduhan di kalangan pelayanan remaja GMIM.
“Dalam Juklak BPMS GMIM disebutkan bahwa Calon Ketua KPRS GMIM telah mengikuti Training of Trainers yang dilaksanakan KPRS dengan bukti sertifikat. Dan biasanya, dalam satu periode pelayanan hanya sekali dilakukan TOT,” katanya, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, program KPRS GMIM yang mengakomodir sejumlah pihak menimbulkan abuse of power, terutama jika kegiatan tersebut difasilitasi oleh yang berkepentingan.
“Ini seperti kegiatan by design. Kenapa tiba-tiba dibuat di Jakarta? Apa karena yang ikut adalah kepala daerah, sehingga KPRS mengeksklusifkan?,” ujarnya.
Hingga berita ini terbit baik Ketua KPRS GMIM Mika Paruntu belum memberikan keterangan terkait konfirmasi media ini.
Sementara itu, Wakil Sekretaris KPRS GMIM, Aldrin Lombogia mengaku pelaksanaan TOT merupakan keputusan KPRS GMIM.
“Pelaksanaan TOT so keputusan KPRS dari Juli 2025,” singkatnya.
Diketahui, KPRS GMIM untuk tahun 2025 kembali melakukan kegiatan Training Of Trainer, jika pada bulan September dilaksanakan di Kota Bitung, kali ini dilaksanakan di Jakarta dan diduga difasilitasi oleh Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda.
(***)

 
																				




Komentar