Bertabur Sejarah di SEA Games 2021, Indonesia Buktikan Peningkatan Kualitas Olahraga

Nasional, Olahraga482 Dilihat

JAKARTA, SULUTBICARA.com

Tim Indonesia berhasil menjawab keraguan terhadap paradigma baru peningkatan prestasi olahraga Indonesia.  Berangkat dengan skuad yang sangat terseleksi, pasukan Merah Putih yang dipimpin Ferry Kono membuktikan capaian membanggakan di SEA Games 2021 Vietnam.

Indonesia menutup pesta olahraga kawasan Asia Tenggara edisi ke-31 dengan berada di peringkat ketiga klasemen akhir dengan perolehan 69 emas, 92 perak, dan 80 perunggu.  Tuan rumah Vietnam berada di urutan teratas dengan torehan 446 medali yang terdiri dari 205 emas, 125 perak, dan 116 perunggu.

Thailand menempati peringkat kedua dengan jumlah 331 medali. Mereka membawa pulang 92 emas, 103 perak, dan 136 perunggu. Bagi Indonesia, ranking ini adalah capaian terbaik yang diraih pada empat penyelenggaraan SEA Games terakhir.

Hal yang paling membanggakan, jumlah atlet dalam keikutsertaan Indonesia di SEA Games kali ini menjadi yang terkecil, yakni 499 atlet yang berkompetisi di 32 cabang olahraga. Pada ajang SEA Games 2013 Myanmar, Indonesia memberangkatkan 621 atlet dan berakhir di peringkat keempat. Selanjutnya, SEA Games 2015 Singapura menempati peringkat kelima dengan jumlah 525 atlet.

Lalu, SEA Games 2017 Malaysia duduk di posisi keempat dengan jumlah 535 atlet, dan SEA Games 2019 Manila total 837 atlet yang beraksi dan finis di tempat keempat. “Saya bangga bisa menjadi CdM Indonesia untuk SEA Games ke-31, saat semua orang meragukan kita. Namun, dengan tim kecil ini, kita dapat menunjukkan bahwa kita bisa di posisi tiga besar klasemen akhir,” kata Ferry dalam rilis NOC Indonesia yang diterima Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Tim Indonesia tidak mematok target peringkat di SEA Games Vietnam. Sebab, partisipasi di SEA Games kali ini merupakan solidaritas kepada Vietnam sebagai negara di kawasan ASEAN yang sudah lama tidak menyelenggarakan multi-event ini sejak 2003.

Namun, Ferry mengatakan, bukan berarti atlet-atlet Indonesia tidak berjuang. Hal ini terbukti dengan penampilan Kontingen Indonesia pada hari terakhir pertandingan SEA Games. Sejumlah kejutan bahkan datang seperti kejutan medali emas dari lifter Muhammad Zul Ilmi yang tidak diunggulkan.  Begitu juga sejarah manis yang diciptakan timnas basket Indonesia yang merobohkan dominasi Filipina seusai menang 85-81. Ini adalah persembahan emas pertama timnas basket Indonesia sejak berpartisipasi di SEA Games 1977.

“Ini sejarah besar bagi kita, tak hanya di basket, tetapi juga bagi bangsa kita Indonesia,” tutur Ferry.

Di sisi lain, pemerintah melalui Tim Review Kementerian Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga menyeleksi secara ketat atlet yang diberangkatkan ke Vietnam dengan pertimbangan prestasi yang merujuk pada Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Pola pembinaan baru ini dibuat agar Merah Putih dapat berorientasi pada acuan prestasi yang lebih tinggi, yakni Asian Games dan Olimpiade.  Tim Indonesia yang dipimpin Ferry Kono berjumlah 713 yang terdiri dari 499 atlet dan 214 ofisial. Mereka berpartisipasi di 32 dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan di Vietnam.

 

Berdasarkan data dari Panitia Penyelenggara SEA Games Vietnam (VIESGOC), jumlah kontingen yang dikirimkan Indonesia berada di peringkat lima dari semua negara ASEAN yang berpartisipasi di SEA Games kali ini.

“Paradigma baru ini harus dipahami bersama. Jumlah atlet dan official yang kita bawa tidak banyak, bahkan jauh di bawah Thailand, Filipina, dan Malaysia,” ujar Ferry.  “Atlet yang dikirimkan juga melewati seleksi ketat, mulai dari Komisi Sport Development Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) hingga Tim Review PPON.”

“Saya rasa mengamankan posisi ketiga dengan kontingen yang ramping merupakan prestasi luar biasa yang telah dilakukan atlet-atlet kita.” “Terima kasih atas perjuangan kalian kepada bangsa dan negara di SEA Games kali ini,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali bersyukur paradigma baru olahraga Indonesia dapat memberi awal yang menjanjikan. Hal ini diyakini dapat menjadi langkah positif bagi Indonesia.

“Kita harus mereformasi cara kita. Ini paradigma baru dan tidak bisa dilihat secara instan,” ucap Menpora Zainudin Amali.  “Tapi, hasil ini menjadi langkah baik yang bisa kita tuai hasilnya 10 tahun mendatang dan saya yakin bila ini dilakukan secara konsisten, kita bisa menembus lima besar dunia,” kata Menpora.

(kompas)

Komentar